MENJADI GURU (ORANGTUA) EFEKTIF DI RUMAH
Firsty Wildaniah, M.Pd *
Saat itu, Maret 2020 negara ini dihadapkan pada kondisi dimana pandemi telah memasuki Indonesia dan seluruh aktivitas di luuar rumah dihentikan oleh pemerintah. Dunia perdagangan, pariwisata transportasi dan tentunya pendidikan diminta untuk diam sejenak tidak melakukan aktivitasnya. Satu minggu dua minggu berlalu rasanya masih menikmati kebersamaan dengan keluarga di rumah, idiom yang pernah terlintas ‘andaikan libur bisa lebih lama’ terlaksana hingga saat ini. Bukan hanya mingguan kita berdiam diri di rumah tetapi sudah hampir satu tahun lamanya dan sepertinya akan masih seperti ini dalam waktu yang cukup panjang.
Tahun yang berat dilalui oleh seluruh warga dunia untuk memulai adaptasi ini, seluruh elemen masyarakat mulai berfikir untuk tetap menjalani kehidupan dalam situasi dan kondisi pandemi Covid19.Sekolah dari rumah, belajar dari rumah, ujian dari rumah dan terima raport dari rumah yang pernah disampaikan oleh Mentri Pendidikan sudah dilakukan dalam dunia pendidikan lebih cepat dari yang di rencanakan. Sekolah tatap muka menjadi satu satunya elemen yang belum berani untuk dilaksanakan, seluruh kegiatan belajar mengajar dilakukan di rumah. Guru hadir dalam dunia maya menyapa siswa setiap hari dengan system pendidikan yang tentunya berbeda dengan tatap muka di sekolah.
Selama ini dalam situasi normal sekolah selalu mendengungkan ajakan kepada orangtua untuk sama-sama aktif dalam mendampingi, membimbing dan mendidik anak-anaknya di rumah. Karena sejatinya pendidikan yang utama adalah rumah dan pendidik pertama adalah orangtua, namun sulit rasanya hal tersebut dilakukan. Orangtua disibukkan dengan beragam pekerjaan demi memenuhi tuntutan hidupa serta kesejahteraan keluarganya sehingga waktu bersama anak menjadi berkurang adannya.
Namun pandemi Covid19 memaksa orangtua untuk siap selama seharian penuh mendampingi anak di rumah, yang mungkin pada kenyataannya banyak orangtua bekerja yang harus menyisihkan waktu di kantornya jika menerima chat atau telepon dari anaknya untuk memenuhi tugas sekolah. Banyak orangtua yang tidak siap dengan kondisi ini, keluhan demi keluhan datang silih berganti. Dari tugas yang sangat banyak, materi yang suit dimengerti belum lagi beragam aplikasi teknologi yang tidak dikuasai oleh orangtua untuk mendukung proses pembelajaran di rumah.
Mengeluh saja tidak cukup untuk saat ini, karena waktu terus berjalan, anak terus tumbuh dan berkembang untuk dapat menjalani hidup serta kehidupannya. Stress aja tidak baik bagi orangtua juga anak tetapi harus bersama-sama bergandengan tangan untuk dapat mengatasi hambatan-hambatan dalam belajar di rumah. Orangtua tidak perlu menjadi guru seutuhnya di rumah, biarkan guru serta sekolah yang menyusun tujuan pembelajaran, materi pelajaran, tugas yang perlu dikerjakan serta evaluasinya yang sampaikan dalam bentuk raport di akhir semesternya.
Jadilah orangtua yang efektif di rumah, mendampingi anak dalam menjalani proses pendidikannya dengan percaya diri serta pengalaman yang pernah dialami. Efektif artinya 1) tetapkan tujuan belajar bersama anak, bukan hanya mengejar nilai tetapi ada ilmu yang perlu difahami dan dirasakan keberkahannya di kemudian hari. Sehingga tidak perlu menyontek demi mendapatkan nilai yang besar, tetapi jalani saja dan usahakan yang terbaik; 2) berikan hati yang ikhlas untuk mendapingi anak belajar di rumah, dengan tidak banyak mengeluh dan belajar mengusahakan untuk mengerti dengan anak sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai; 3) atur waktu yang baik, bicarakan bersama anak dan sampaikan segala sesuatu ada waktunya. Demikian juga dengan belajar, ada waktunya bermain, ada waktunya untuk menyalurkan hobi, ada waktunya bermedia social da nada waktunya untuk bersungguh-sungguh bersekolah; 4) dialog yang banyak bersama anak, bukan hanya perintah untuk melakukan pekerjaan sekolah atau pun kegiatan yang di minta oleh guru tetapi adakan komunikasi dengan anak, barangkali anak memiliki kesulitan atau pun hambatan dalam melakukannya. Bisa jadi hatinya sedang resah dan gelisah karena ingin bertemu dengan teman-teman sekolahnya, sampaikan pemahaman yang dapat dimengerti. Dengan dialog dengan anak, yakinkan dalam hati hubungan (bonding) orangtua anak akan semakin erat; 5) kendalikan emosi dengan baik, kurangi rasa marah, kesal serta perasaan negative lainnya di depan anak. Barangkali telah difahami bersama bahwa anak mencontoh sikap serta perilaku orangtua. Jika orangtua selalu memiliki perasaan negative maka demikianlah dengan anak. Berikan nuansa psikologis yang positif di rumah sehingga proses pembelajaran di rumah dapat berjalan dengan baik dan efektif.
Belajar di rumah tidaklah harus memaksa untuk mendapatkan hasil yang terbaik, tetapi usaha, kerja keras dan dukungan orangtua menjadi kunci utama keberhasilan pendidikan di saat pandemi. Kerjasama orangtua, anak dan sekolah yang efektif menjadi kunci utama dalam menjalani proses belajar di rumah. Sehingga saat pandemi ini telah berakhir banyak pesan dan kesan bermakna yang terjalin khususnya hubungan antara orangtua dan anak.
*Guru Bimbingan dan Konseling SMP Taruna Bakti Bandung
Kamis, 21 November 2024 1 181