ORANGTUA KERAP DISALAHKAN TAPI TIDAK DILATIH (SEBUAH PENGANTAR PENGASUHAN) Oleh Pathah P. Mubarok, M.Pd

Banyaknya permasalahan yang terjadi pada anak-anak mulai dari perkelahian di sekolah, pornografi, bullying sampai pada tawuran kerap kali yang disalahkan adalah orangtua. Orangtua selalu menjadi objek yang dipersalahkan apabila ada permasalahan yang  terjadi pada anak-anak. Ada yang mengatakan “Yaa wajar dong, kalau anak bermasalah di sekolah....yaa pasti di rumahnya bermasalah”, atau ada yang berbicara “Iya emang anak itu KORBAN dari Broken Home...makanya dia bikin onar di sekolah” dan perkataan-perkataan lainnya. Tidak bermaksud menyalahkan mereka yang mempunyai pendapat seperti itu, namun tahukan kita bahwa orangtua-orangtua yang  persalahkan itu bagaimana latar belakang pendidikannya? Bagaimanakah latar belakang waktu kecilnya? Bagaimanakah kondisi rumahnya? Dan lain sebagainya. Mereka yang sering dipersalahkan (orangtua) hanya menjadi kambing hitam dan tanpa pernah dilatih bagaimanakah seharusnya mengasuh anak.

Posisi orangtua atau kondisi lingkungan keluarga tidak bisa dilepaskan dari perkembangan anak. Ki Hajar Dewantara mengistilahkan dengan Tri Pusat Pendidikan (Keluarga-Sekolah-Masyarakat). Oleh karena itu, bagaimanapun posisi keluarga (pengasuhan yang dilakukan oleh orangtua) sangatlah penting namun menjadikan perkembangan yang paripurna tidak cukup dengan pendidikan di keluarga ada peran-peran lain yang penting pula seperti peran sekolah dan peran masyarakat. Ketiga pihak ini harus sinergi sehingga menjadikan anak-anak yang masagi (paripurna) baik dari perkembangan kognitif, moral, sosial dan lain sebagainya.

Keluarga adalah pendidik yang pertama yang diterima oleh anak. Dari merekalah mereka mengenal informasi awal lewat apa yang anak liat, dengar dan rasakan. Dari perilaku orangtualah mereka meniru perilaku orangtua, dari perkataan yang mereka dengarlah mereka belajar untuk berkomunikasi dan dari sentuhan orangtualah mereka belajar untuk merasakan dan berempati kepada sesamanya. Oleh karena itu kehadiran PERAN sebagai orangtua sangatlah penting. Kenapa saya mengatakan PERAN? Iya PERAN adalah kehadiran yang melampaui fisik, PERAN lebih dari sekedar rutinitas dan formalitas, PERAN adalah seluruh tindak perbuatan, perasaan yang dilakukan oleh orangtua sesuai dengan apa yang anak butuhkan. Karena PERAN itulah yang akan membentuk karakter anak.

Sekolah adalah rumah kedua bagi anak-anak. Rumah artinya tempat berkembangnya semua potensi baik secara fisik maupun non fisik. Setelah anak-anak menerima informasi awal dari keluarga maka peran sekolah kemudian menjadi penting pula. Memasuki masa sekolah anak-anak akan membentuk pola pikir dan pengetahuan. Di sekolah anak-anak akan bersosialisasi dan belajar berempati kepada teman-temannya.

Lingkungan masyarakat mempunyai andil yang besar dalam perkembangan anak-anak. Sebbagai contoh kasus, bagaimana perkataan yang kasar yang terdengar di lingkungan masyarakat, apakah orang-orang dewasa di sekitar tersebut mengubrisnya? Apabila ada anak sekolah membeli rokok bagaimanakah sikap pedagang? Itulah sedikit fakta bahwa anak-anak akan berkembang bagaimana lingkungan masyarakat mendukungnya.

Oleh karena itu, banyak faktor yang mempengaruhi bagaimana permasalahan anak itu muncul, apalagi yang dipersalahkan adalah orangtua dan kemudian tidak melatihkan pula bagaimanakah pengasuhan anak yang seharusnya.

1 181
Enable Dark Mode