Parenting Mistakes yang Ternyata Berdampak Negatif Untuk Anak (Oleh : Hera Yulia Prabiastuti)

Sudah bukan hal baru bagi kita sebagai orang tua bahwa komunikasi dan aktivitas Bersama dengan anak merupakan hal yag penting. Lalu bagaimanakah cara yang tepat untuk itu? Banyak parenting yang sudah turun temurun hingga sekarang dan dianggap sebagai hal biasa oleh orang tua. Tahukah bahwa parenting yang sudah biasa kita lihat di lingkungan sekitar itu ada pula yang berdampak tidak baik pada anak. Yuk kenali apa saja parenting yang ternyata berdampak negatif.

Mengiyakan semua yang diminta oleh anak

Mengatakan “tidak” merupakan hal yang sulit untuk sebagian orang tua, apalagi jika permintaannya dibarengi dengan wajah memelas. Meskipun begitu, mengatakan “tidak” bukan berarti tidak sayang pada anak akan tetapi melatih anak untuk membangun mentalnya di masa depan. Sebaliknya, jika orang tua selalu menuruti permintaan anak maka sang anak menjadi kurang memiliki daya saing, lebih temperamen, cenderung malas dan manja, menggunakan senjata tangisan agar permintaannya dituruti, dan sulit untuk berempati. Melihat dampak negatif tersebut, ada baiknya kita sebagai orang tua dapat membatasi dalam menuruti keinginan anak jika memang tidak sesuai dengan kebutuhan anak.

Suka menakuti anak dan memberi ancaman kosong

Seringkali orang tua menggunakan kalimat yang menakut nakuti anak seperti “kalau kamu nakal, ibu panggil polisi ya” atau memberikan ancaman kosong seperti “kalau kamu ga nurut, kamu jadi anak tetangga aja”. Kalimat menakuti ternyata memberikan dampak buruk pada anak. Dampak itu adalah anak menjadi penakut dan tidak percaya diri, bergantung pada orang tua, dan sulit untuk membedakan kenyataan dan rekayasa. Dengan begitu, ada baiknya kita sebagai orang tua untuk mengatakan yang sebenarnya pada anak dengan alasan yang rasional seperti “kalau kamu telat makan nanti kamu sakit dan lemas, tdak bisa beraktivitas seperti biasa”

Menggunakan kekerasan fisik untuk mendisiplinkan anak

Kekerasan tidak bisa serta merta membuat anak menjadi disiplin, kekerasan membuat anak menjadi lari dari orang tua. Pukulan, bentakan, dan kekerasan-kekerasan lain hanya akan mendisiplinkan anak dalam sekejap saja karena anak berhenti karena sakit bukan mengerti apa yang dianggap salah. Hal seperti kekerasan akan selalu diingat oleh anak hingga dewasa dan mengganggap orang tua tidak sayang padanya juga tidak berani untuk menceritakan apa yang anak rasakan.

Memberikan pujian yang berlebihan

Memberikan pujian pada anak secara terus menerus akan membuat anak merasa tidak terkalahkan. Di sisi lain, anak menjadi lebih mudah menyerah dan juga mudah frustasi karena lebih mementingkan pujian. Karena pada dasarnya hal yang berlebihan itu tidaklah baik maka pujilah anak secukupnya sehingga anak mengetahui rasanya berusaha untuk menjadi yang terbaik dan pantas mendapatkan pujian.

Memberi labeling negatif

Sesekali kesal denga tingkah laku anak merupakan hal yang wajar. Dalam keadaan marah orang tua kerap hilang kontrol dan melontarkan kalimat negatif seperti “pemalas”, “pelupa”, “anak nakal” dan lain sebagainya. Tanpa kita sadari bahwa label negatif tersebut dapat mempengaruhi pada anak dalam membentuk konsep dirinya. Di kemudian hari sang anak bisa saja memandang dirinya seperti label yang diterimanya dan bertingkah sesuai dengan label tersebut.

Menyalahkan orang lain atau benda mati

Beberapa orang tua ada yang terbiasa uuntuk menyalahkan hal lain ketika ada sesuatu yang membuat anak sedih atau kecewa. Pola asuh seperti ini akan membuat anak selalu menyalahkan orang lain atas peristiwa yang ia hadapi. Oleh karena itu, ada baiknya ketika anak sedih maupun kecewa biasakan anak untuk menghadapi peristiwa yang ia alami dengan bijak.

1 181
Enable Dark Mode